Tari Kecak dan Tari Barong
"Tari Barong"
dan "Tari Kecak" adalah dua jenis tarian tradisional Bali yang sangat
terkenal di dunia kepariwisataan baik di tanah air maupun dunia. Kedua tarian
ini seringkali dijadikan media promosi paket-paket wisata Bali oleh setiap agen
atau biro perjalanan wisata sehingga kedua tarian tradisional itu menjadi ikon
yang melambangkan budaya Bali. Hampir semua agen atau biro perjalanan wisata
yang menyelenggarakan paket wisatanya di Bali, selalu mebawa tamu mereka atau
wisatawan untuk menyaksikan Tari Barong dan Tari Kecak. Ada beberapa tempat
yang menyelenggarakan kedua tarian tersebut, di antaranya salah satu tempat
terkenal yang setiap harinya mengadakan pertunjukkannya adalah di desa
Batubulan, kabupaten Gianyar. Selain itu, ada juga beberapa tempat lain,
seperti di kawasan obyek wisata Pura Uluwatu, dan tempat lainnya yang digelar
di daerah Kesiman serta Suwung, yang masih termasuk dalam wilayah ibukota
Denpasar.
Pada
umumnya tari Kecak ataupun tari Barong itu diadakan oleh suatu kelompok (sekeha) seni tari
tradisional yang ada di setiap desa-desa atau banjar-banjar di Bali. Seperti di
desa Batubulan kecamatan Gianyar, terdapat beberapa sekeha yang
memiliki jenis tarian yang sama dengan sekeha lainnya.
Perbedaan masing-masing kelompok itu hanya pada bentuk pelayanan dan tempat
pertunjukkannya. Pada umumnya pertunjukkan di Batubulan, tarian pertama yang
digelar untuk pengunjung atau wisatawan adalah tarian Barong yang digabung
dengan tari lain yaitu tari Keris, sehingga tarian itu dikenal juga dengan nama
"Tari Barong dan Keris". Untuk menyaksikan tarian ini setiap akan
diberikan semacam panduan cerita tarian dalam bentuk tulisan. Panduan cerita
ini ditulis dalam berbagai bahasa di dunia sehingga memudahkan bagi setiap
pengunjung yang umumnya datang dari berbagai bangsa.
"Tari
Barong" menggambarkan pertarungan antara kebaikan melawan kejahatan.
Barong melambangkan kebaikan sedangkan pihak musuhnya adalah Rangda yang
mewakilkan kejahatan. Tari Barong ini diperankan oleh dua orang penari yang
memakai topeng binatang mirip harimau, sama seperti pertunjukkan barongsai pada
kebudayaan Cina. Sedangkan Rangda berupa topeng yang berwajah menyeramkan
dengan dua gigi taring runcing di mulutnya. Tarian ini dibuka dengan gending
pembuka (gamelan) yang dibawakan oleh sekehagamelan. Para
penabuh gamelan ini berada di sebelah kanan panggung yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari pertunjukkan tarian tersebut secara keseluruhan. Sebab tari
Barong sangat tergantung pada irama-irama tabuh dari alat musik gamelan
tersebut. Seperti halnya pertunjukkan-pertunjukkan drama, pertunjukkan tari
Barong ini dari awal hingga akhir terdiri dari lima babak, yang pada babak
pertama diawali dengan fragmen atau semacam pengantar cerita. Alur dari
pertunjukkan tari ini mengartikan nilai filosofi yang menyatakan bahwa
peperangan antara kebaikan dan kejahatan di dunia ini selalu ada serta
berlangsung terus menerus. Pertunjukkan tari Barong ini biasanya hanya
berlangsung selama satu jam.
Sedangkan
"Tari Kecak" merupakan pertunjukan kesenian tari khas Bali yang
diciptakan sekitar tahun 1930 dan dimainkan oleh laki-laki. Tari ini diperankan
oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang posisinya duduk berbaris
membentuk suatu lingkaran dengan diiringi irama tertentu yang menyerukan "cak" secara
berulang kali, sambil mengangkat kedua lengan. Tari Kecak ini menggambarkan
kisah Ramayana di mana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Pada
mulanya tari Kecak ini berasal dari ritual tarian "Sang Hyang",
yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada dalam kondisi yang tidak sadar
(trance). Dalam hal
ini penari tersebut sedang melakukan komunikasi dengan Tuhan atau kepada para
roh leluhur yang kemudian menyampaikan keinginan dan harapan kepada
masyarakatnya. Para penari yang duduk melingkar itu mengenakan kain bermotif
kotak-kotak seperti papan catur yang mengikat pada pinggang mereka. Selain
penari tersebut, ada pula beberapa penari lainnya yang memerankan tokoh-tokoh
Ramayana, seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Iring-iringan
lagu atau musik yang mengiringi tari Kecak selama berlangsung diambil dari
ritual tarian Sanghyang, yang tidak menggunakan alat musik. Akan tetapi hanya
menggunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan
tokoh-tokoh Ramayana. Sekitar tahun 1930-an seniman Wayan Limbak bekerja sama
dengan pelukis asal Jerman yaitu Walter Spies menciptakan kreasi tari Kecak
berdasarkan tradisi tari Sanghyang yang digabungkan dengan mengambil
bagian-bagian dari kisah Ramayana. Wayan Limbak memperkenalkan dan
mempopulerkan tari Kecak ini saat ia berkeliling dunia bersama rombongan penari
Balinya.
Sumber :
http://www.wisatadewata.com/article/adat-kebudayaan/tari-barong-tari-kecak
0 komentar:
Post a Comment